Jangan Risau Dengan Bandara
Elit Politik Jangan Risaukan Bandara. Bangun 2 Daerah, Riza dan Alis Harus Bermimpi
Elit Politik Jangan Risaukan Bandara. Bangun 2 Daerah, Riza dan Alis Harus Bermimpi
Elit politik di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota, jangan risau melihat terbangunnya sinergisitas antara Pemko Payakumbuh di bawah kepemimpinan Riza Falepi-Suwandel Muchtar dengan Pemkab Limapuluh Kota di bawah kepemimpinan Alis Marajo-Asyirwan Yunus, dalam mewujudkan rencana pembangunan Bandar Udara Luak Limopuluah.
“Untuk menjadikan Payakumbuh dan Limapuluh Kota sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru dan pusat distribusi barang atau jasa di Sumbar, kedua daerah memang harus memiliki banyak sarana dan prasarana pendukung, termasuk Bandara,” komentar Ketua KNPI Payakumbuh Muhammad Budi Nanda ketika dihubungi Padang Ekspres, Kamis (21/2) siang.
“Benar, untuk menjadi centre city-nya Sumatera Barat, Payakumbuh dan Limapuluh Kota harus memiliki infrastruktur penunjang, termasuk bandara. Kalau wali kota dan bupati punya mimpi besar membangun Bandara dan saling bersinergi untuk mewujudkannya, tentu perlu kita dukung dan beri kesempatan,” imbuh pemerhati ekonomi Luak Limopuluah Yulfian Azrial, secara terpisah.
Elit Politik Jangan Risaukan Bandara
Bangun 2 Daerah, Riza dan Alis Harus Bermimpi
Menurut Budi dan Yulfian, sejak dulu sampai sekarang, kekuatan ekonomi masyarakat Payakumbuh dan Limapuluh Kota, selalu tumbuh sendiri, tanpa sentuhan pemerintah daerah. Kini, ketika pemerintah menyentuh dengan menyiapkan sarana pendukung, seperti Bandara dan terminal, alangkah baiknya diberi kesempatan, tanpa berpikir skeptis terlebih dahulu.
Pendapat Budi dan Yulfian, tentu sama dengan pendapat pakar ekonomi Unand Profesor Syafruddin Karimi yang diwawancarai Padang Ekspres beberapa waktu lalu. Menurut putra asli Tanjuangjati, Kecamatan Guguak itu, Payakumbuh dan Limapuluh Kota yang berada di perlintasan Sumbar dengan Riau, memiliki kekuatan potensial dari segi ekonomi.
Akan tetapi, kata Syafruddin Karimi, kekuatan ekonomi tersebut, dari dulu sampai sekarang, selalu digerakkan masyarakat atau tidak bergantung pada pemerintah. Kondisi ini tentu harus dibaca dan dijadikan peluang oleh para pemimpin di Payakumbuh dan Limapuluh Kota. “Pemimpin pada kedua daerah, harus memikirkan, beberapa hal menyangkut pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Hal pertama yang harus dipikirkan pemimpin Payakumbuh dan Limapuluh Kota menurut Syafruddin Karimi adalah mengajak investor menanamkan modal. Sebab saat ini, kalau datang orang dari Riau berlibur ke Sumbar, mereka hanya buang sampah atau sekadar lewat. Tidak pernah menginap dan berbelanja. Karenanya, harus dipikirkan, bagaimana orang mau investasi, membangun hotel berbintang di Payakumbuh dan Limapuluh Kota.
Kedua, kata Syafrudin, pemimpin di Payakumbuh dan Limapuluh Kota, harus bisa menghidupkan jalan-jalan ekonomi. Misalnya saja, dari Suliki meski dibangun jalan representatif ke Bonjol, Pasaman. Sehingga jagung-jagung yang ada di Pasaman, bisa diantar dengan cepat, untuk para peternak ayam di Limapuluh Kota. Begitu pula dari Payakumbuh ke Pekanbaru, perlu dibangun jalan alternatif yang cepat, untuk mengangkut sayur-mayur.
Kemudian, bandara Piobang, di Nagari Piobang, Kecamatan Payakumbuh, menurut Syafruddin, harus dihidupkan kembali. Dijadikan sebagai bandara pengangkut barang. “Kalau Payakumbuh dan Limapuluh Kota punya Bandara, komoditi pertanian atau peternakan bahkan dari daerah lain di Sumbar, bisa dikirim cepat ke Singapura, Malaysia, atau ke berbagai daerah,” sebut Syafruddin Karimi.
Perantau Terus Mendukung.
Sebelumnya, tokoh perantau Luak Limopuluah asal Kuranji, Guguak, Emil Abbas juga meminta pasangan kepala daerah Payakumbuh Riza Falepi-Suwandel Muchtar dan pasangan kepala daerah Limapuluh Kota Alis Marajo-Asyirwan Yunus, untuk menjadikan Luak Limopuluah sebagai centre city-nya Sumatera Barat. Karena itu, mereka harus punya mimpi besar, dengan lompatan seratus tahun ke depan dan konsep yang jelas.
Emil Abas yang telah melanglang buana ke berbagai penjuru dunia mengatakan, kota-kota besar dunia, baik di Perancis, Kanada maupun Amerika Serikat, hampir semuanya berada di dadaratan dan memiliki geografis yang sama dengan Payakumbuh dan Lima Puluh Kota. Hanya saja, pemerintah daerah di negara-negara tersebut, mampu memberikan warna dengan momen monumental tertentu, sehingga kota itu menjadi pusat perhatian dunia.
Karena itu, Emil sangat berharap, Pemkab Limapuluh Kota di bawah kepemimpinan Alis Marajo-Asyirwan Yunus, maupun Pemko Payakumbuh di bawah kepemimpinan Riza Falepi-Suwandel Muchtar, mampu membuat momen monumental yang menjadi pusat perhatian dunia. “Kalau bupati dan wali kota mampu membikin lompatan besar, dengan sendirinya daerah lain akan meminta Payakumbuh dijadikan ibu kota Sumatera Barat,” ujar Emil.
Disisi lain, Ketua Badan Kordinasi Perantau Payakumbuh dan Limapuluh Kota di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi, Murni Anwar, mendukung sinergisitas yang dilakukan pasangan kepala daerah Payakumbuh Riza Falepi-Suwandel Muchtar dan pasangan kepala daerah Limapuluh Alis Marajo-Asyirwan Yunus, dalam membangun Luak Limopuluah, terutama dari segi perekonomian.
Menurut Murni Anwar, antara Payakumbuh dan Limapuluh Kota, tidak dapat dipisahkan. “Tanpa kerjasama dengan Limapuluh Kota, Payakumbuh tidak akan dapat mengembangkan apa-apa. Makanya, pemerintah kedua daerah, harus bersinergi. Termasuk, dalam rencana membangun Bandara. Tapi jangan lupa, melibatkan masyarakat di kampung,” kata Murni Anwar.
Ungkapan serupa disampaikan sejumlah pengurus Gonjong Limo (wadah berhimpun perantau Payakumbuh dan Limapuluh Kota), seperti Ketua Gonjong Limo Bandung Cipta Hadi, Ketua Gonjong Limo Batam Zarefriadi, pembina Gonjong Limo Bandung Profesor Hermawan Mawardi, Ketua Gonjong Limo Pekanbaru Musbar Abd Muis Dt Putiah, dalam pertemuan di Payakumbuh dan Pekanbaru.
“Kami para perantau, mendukung sepenuhnya rencana Pemko Payakumbuh dan Pemkab Limapuluh Kota membangun lapangan terbang. Kami optimis, wali kota dan bupati, mampu mewujudkannya, dengan sinergisitas dan melibatkan peran serta segenap elemen masyarakat,” ujar tokoh-tokoh perantau Luak Limopuluah tersebut.
Mantan Wali Kota Payakumbuh Fahmi Rasyad yang kini menjadi Wali Nagari Talangmaua, Kecamatan Mungka Limapuluh Kota, Padang Ekspres juga mendukung sinergisitas antar Pemko Payakumbuh dan Pemkab Limapuluh Kota, dalam membangun land mark atau Bandara Luak Limopuluah. “Khusus untuk pembangunan landmark Payakumbuh, barangkali Pemkab Limapuluh Kota perlu mendukung, dengan menyerahkan lahan eks kantor bupati kepada Pemko Payakumbuh,” ujar Fahmi Rasyad.