Payakumbuh Kembali Rebut MDGs Award 2013
Kota Payakumbuh kembali meraih penghargaan Indonesia Millenium Development Goals Award (IMA) 2013. Tahun 2012, gelar yang sama untuk kategori air bersih, diraih kota berpenduduk sekitar 127 ribu jiwa itu. Tahun ini, Payakumbuh merebut dua gelar sekaligus, kategori Pendidikan Inklusif dan kategori Nutrisi. Penghargaan MDGs Award itu diterima Walikota H. Riza Falepi di dari Prof. H. Emil Salim, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam acara di Hotel Conred di Nusa Dua, Bali, Selasa (26/3).
Penganugerahan pemenang MDGs Award itu, dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dihadiri sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, seperti Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri Kominfo Tifatul Sembiring, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, Menparkreatif Sapta Risnandar Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta, Menteri Pariwisata Mari Elka Pangestu, Bappenas Armida S. Alisjahbana, Menteri Pemberdayaan Perempuan Linda Gumilar.
Sumatera Barat, dalam acara tersebut dinyatakan provinsi terbaik dalam pencapaian MDGs di Indonesia, seperti dilaporkan Prof. Nila Moeluk, dari Kantor Khusus Utusan Presiden RI untuk MDGs di Indonesia.
Satu kota lagi yang mengibarkan bendera Sumatera Barat dalam penyerahan MDGs Award itu, Kota Sawahlunto. Kota ini merebut tiga gelar MDGs 2013 Award di bidang lingkungan hidup, nutrisi dan kesehatan ibu dan anak. Untuk ketiga kategori itu, Payakumbuh telah tuntas sejak dua tahun lalu,” ujar Kabag Humas Setdako Payakumbuh Jhon Kenedi, S.Sos, dari di ujung telponnya di Bali. Sejumlah pejabat lainnya yang ikut mendampingi Walikota Riza ke Bali, Sekretaris Bappeda H Ismet Ibrahim, S.ST, MM, Kepala Pokja Pendidikan Inklusif Dewi Marza, S.Pd, Kabid Kesga dr. Hj, Yanti, M.Pd, Kabid Perikanan Ir. Hj. Gesmalinda, dan Kasi kesehatan ikan Yetmi Yenti SPt.
Indonesia Millenium Devolopment Goals Award 2013, penghargaan buat kota dan kabupaten di Indonesia yang sukses mengaplikasikan 8 target MDGs yang disepakati 189 negara di PBB sampai tahun 2015. Kedelapan target MDGs itu, Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, Pendidikan Dasar Untuk Semua, Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, Menurunkan Angka Kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular lainnya, Memastikan Keberlanjutan Lingkungan Hidup, Mengembangkan Kerja Sama Global untuk Pembangunan.
Di Kota Payakumbuh, sebut Walikota H. Riza Falepi, di antara kedelapan target WHO itu, telah banyak yang dilewati. Untuk air bersih, misalnya, jika target WHO atau MDGs pada tahun 2015, diharapkan penduduk dunia 85% mendapatkan akses air bersih, tapi di Payakumbuh pada tahun 2012, sudah mencatat 98%. Malahan, Mendagri Gamawan Fauzi, merilis, PDAM Kota Payakumbuh dan PDAM Banjarmasin (Kalsel), adalah PDAM terbaik di Indonesia.
Dalam penilaian tahun ini, Payakumbuh menyodorkan 6 program unggulan kepada Kantor Utusan Khusus Presiden, lembaga yang dipercaya Presiden SBY ranggota PBB. Ke-6 program itu, meliputi nutrisi, pendidikan inklusif, zona air minum prima (ZAMP), pengolahan sampah terpadu, MCK plus dan penanggulangan AIDS.
Untuk kategori nutrisi, Payakumbuh diwakili Pokdakan (Kelompok Pembudidayaan Ikan) Angin Timour Kelurahan Balai Jariang, Kecamatan Payakumbuh Timur. Kelompok ini, penghasil ikan air tawar terbesar di Payakumbuh. Ikan yang diproduksi diolah dalam bentuk aneka ragam makanan ringan, di antaranya nugget dan sosis ikan.
Guna mengajak penduduk gemar memakan ikan, 20-an anggota Pokdakan, tak pernah berhenti memberikan sosialisasi ke tengah masyarakat sekitarnya, untuk membudidayakan ikan air tawar. Kelompok ini sendiri, punya 31 kolam ikan dengan total luas areal 2 hektar dan membina 3 hektar kolam ikan lainnya milik warga Balai Jariang.
Dampak dari Pokdakan ini kepada masyarakat setempat, tak ada lagi warga yang kekurangan gizi, karena nyaris seluruh keluarga sudah gemar memakan ikan. Pokdakan sendiri sudah memproduksi ikan dalam bentuk nugget yang dapat diberikan kepada balita disetiap kegiatan Posyandu di kelurahan. Target MDGs, pada tahun 2015 nanti, hanya 5% penduduk Indonesia yang punya gizi buruk. Sedangkan, di Payakumbuh hanya tinggal 0,6%. Angka tersebut akan terus diperkecil dengan intervensi sejumlah kegiatan.
Gerakan gemar makan ikan ini sendiri menjadi program meminimalisir konsumsi daging di Sumbar, yang mendapat dukungan kuat oleh Forum Peningkatan Produksi Ikan Sumbar yang diketuai langsung oleh isteri Gubernur, Ny. Nepi Irwan Prayitno dan Forum Ikan Payakumbuh yang diketuai isteri walikota, Ny. Dr. Henny Riza Falepi.
Sementara, untuk kategori pendidikan dasar untuk semua, atau wajib belajar 12 tahun di Payakumbuh, sudah terwujud sejak 2007. Kota pertama di Indonesia yang mendeklarisikan sebagai Pelopor Pendidikan Inklusif ini, sekarang tengah gencar-gencarnya mensosialisasikan pendidikan inklusif yang telah dirintis sejak Tahun 2000. Di kota ini, sudah 23 dari 76 SD negeri yang telah melaksanakan program pendidikan inklusif, masing-masing SDN 33 Padang Alai, SDN 31 Payobadar, SDN 42 Bodi, SDN 56 Kotopanjang Payobasung, SDN 24 Padang Tiakar Mudik, untuk Kecamatan Payakumbuh Timur.
Kemudian, SDN 14 Pakan Sinayan, SDN 26 Payolansek, SDN 45 Talang, SDN 29 Tanjung Pauh, SDN 44 Bulakan Balai Kandi, SDN 59 Pakan Sinayan, SDN 55 Bulakan Balai Kandi, SDN 28 Parit Rantang untuk Kecamatan Payakumbuh Barat. Berikutnya, SDN 35 Ampangan, SDN 49 Balai Panjang, SDN 07 Limbukan dan SDN 13 Aur Kuning untuk Kecamatan Payakumbuh Selatan. Selanjutnya, SDN 21 Labuh Baru, SDN 47 Talawi, SDN 61 Tarok, SDN 11 Padang Kaduduk, SDN 17 Bunian, SDN 48 Tanjung Anau untuk Kecamatan Payakumbuh Utara.
Untuk tingkat SLTP, dari 9 SMPN di Payakumbuh, yang telah melaksanakan pendidikan inklusif SMPN 2 (Payakumbuh Utara), SMPN 9 (Payakumbuh Timur), SMPN 4 dan MTI Pakan Sinayan, (Payakumbuh Barat). Sedangkan, dari 10 sekolah setingkat SLTA negeri, tercatat SMAN 2 (Payakumbuh Timur), SMAN 4 (Payakumbuh Barat), MAN 2 (Payakumbuh Barat) dan SMKN 3 (Payakumbuh Timur) yang sudah menjalankan program inklusif.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) yang tengah mengecap pendidikan saat ini tercatat 748 orang. Meliputi 666 pelajar SD, 10 pelajar Madrasah Ibtidaiyah, 62 pelajar SLTP, 3 pelajar SMAN, 3 SMKN, dan 2 Madrasyah Aliyah. Sedangkan, anak berkebutuhan khusus yang terdata dan putus sekolah tercatat 754 anak. Ke-754 ABK tak mengecap pendidian itu, menjadi target pemko untuk merangkul mereka agar kembali ke sekolah.
Warga kota dan orang diimbau tak malu menyekolahkan anaknya ke sekolah inklusif. Pokja juga telah meningkatkan kapasitas 720 guru dengan pendidikan inklusif. Begitu juga dengan pembangunan infrastruktur sekolah, harus menyediakan ruang dan fasilitas untuk ABK.
Kadisdik Payakumbuh Hasan Basri dan Kepala SLB Centre selaku Ketua Pokja Pendidikan Inklusif di Payakumbuh, di depan tim penilai yang dipimpin Prof. Fasli Djalal yang datang ke Payakumbuh, awal Maret lalu, menyampaikan program pendidikan inklusif yang diadakan di Payakumbuh. Mantan Wamendikbud RI itu, terkagum-kagum menyaksikan kemampuan anak berkebutuhan khusus, ketika datang ke Payakumbuh.
Selamat buat kota payakumbuh atas prestanya merebut kembali MDGs Award 2013